Sabtu, 19 November 2011

Prasasti



:kepadamu yang terluka

di dadamu tertulis prasasti
lelaki tak kenal mati
maka pergi!
biar malam menjelma pagi
agar kau segera kembali
menjadi prasasti di hati
ini…

Tangerang, 16 November 2011

Aku Ingin


: kado ultah

Aku ingin berenang dimatamu
Seperti ikan atau kecebong yang membaca riak air sebagai gemuruh

Aku ingin tertidur di telapaktanganmu
Seperti air yang lupa jalan pulang kembali menuju hulu

Aku ingin bertamasya di keningmu
Seperti laut yang menghidupi lokan dan segala renik

Aku ingin duduk manis di pinggulmu
Seperti angin laut yang meniup layar para pelaut menuju tepian

Aku ingin satu paragraf lagi
Seperti penyair yang meminang malam bermahar puisi kesetiaan pula ketulusan

Mandar, 12 November 2011

Kamis, 10 November 2011

Selepas Hujan


kita mulai melangkah, selepas hujan
saat senja datang kemudian
dan kata-kata menjelma
tanpa urai airmata

kita melangkah bersama, selepas hujan
menafsir mimpi yang singgah perlahan
dalam asa dan doa-doa panjang
semoga luka tak kembali meradang

Kedoya, 9 November 2011

Malam Ini



malam ini ku tak lagi sendiri
ada kau yang kan menemani
hilangkan segala luka di hati
dan basuh penat dalam diri

malam ini ku tak lagi terluka
ada kau yang mencoba setia
dalam goresan tawa
dan derai airmata

malam ini kita bersama
tanpa isyarat apa-apa
hanya kau dan aku semata
dalam cinta

Tangerang, 8 November 2011


* Dimuat di buku Kumpulan Puisi “Atas Nama Cinta” (Shell-Jagat Tempurung, 2012)


Judul : ATAS NAMA CINTA (Hardcover)
Penulis : Novy Noorhayati Syahfida
Penerbit : Shell - Jagat Tempurung

Tebal : vii + 102 halaman
Ukuran : 5.6 x 7,7 inch
ISBN : 978-602-17023-1-4
BISAC : Antologi Puisi
Harga : Rp. 39.500,- (belum termasuk ongkir)

Rabu, 02 November 2011

Mengeja Namamu



mengeja namamu dengan hati terluka
huruf demi huruf terlepas
tinggalkan rindu yang tak pernah tuntas
dalam ribuan goresan luka

mengeja namamu dengan penuh haru
abjad-abjad terserak tanpa detak
torehkan nuansa biru
dalam gairah yang tak sempat meledak

mengeja namamu
dengan hati pilu
selalu…

Kedoya, 2 November 2011