Jumat, 28 Desember 2012

Kupetik Sunyi

 
kupetik sunyi
kusunting dalam hati
yang diam-diam menata sepi

kupetik sunyi
pada dawai-dawai kecapi
hingga lelah mengakhiri

kupetik sunyi
sebagai pertanda diri
kelak akan kembali sendiri

Kedoya, 28 Desember 2012

Mencatat Namamu Pada Senja



 
pada senja kucatat namamu
hujan menghapusnya perlahan
di balik senyuman, pilu teraba

namamu kian tenggelam dalam waktu
beranjak pergi bersama bayang semu

pada senja kucatat namamu
ingin menemu, namun hati tak mampu
terlalu jauh menuju

Kedoya, 28 Desember 2012

Gerimis Tak Pernah Berhenti



 
di mataku, gerimis tak pernah berhenti
serupa tangis di senja hari
tak habis-habis duka yang terbawa
di sepanjang ingatan yang bernama cinta

tetes pertama terjatuh di gerbong kereta
entah tetes terakhir akan berada di mana
yang kuhafal hanya nama-nama
tanpa kenangan rasa

gerimis itu tak pernah berhenti
dan wajahmu tenggelam di sana, mungkin sampai nanti

Sepanjang Kedoya-Ciledug, 27 Desember 2012

Dimana Kutulis Nama-Mu


Dimana akan kutulis nama-Mu…
Apakah di dalam sajak-sajakku? Yang sarat debu. Dan nada rindu.

Dimana akan kutulis nama-Mu…
Apakah di pintu-pintu? Tempatku mengadu. Segala sakit yang membuatku pilu.

Dimana kutulis nama-Mu…
Yang bercahaya itu.

Tangerang, 25 Desember 2012


* Dimuat di buku Antologi Puisi Religi  Ziarah Batin (Penerbit JavakarsaMedia, 2013)



Judul : ANTOLOGI PUISI RELIGI “Ziarah Batin”
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : 276 hal
ISBN : 978-602-18294-2-4
Penerbit : Penerbit JavakarsaMedia
Tahun: 2013

Di Atas Gerbong Kereta

 
di atas gerbong kereta
kau mulai bercerita
membuka sebuah kisah

di atas gerbong kereta
kau mungkin memaki
jalan yang terlalu lambat dan mendaki

tinggal satu menit sayang…
lalu kita akan jumpa
untuk apa?
mungkin sekedar singgah
atau sesaat tatap muka

lalu apa?
hanya bayang menuju senyap
kereta semakin melaju, tak berjejak
aku tertinggal dalam gelap
sepenuh harap

Kedoya. 22 Desember 2012

Dan Aku Rindu



 
dan aku rindu
pada aroma tubuhmu

sebuah kenangan singgah di mataku
cerita kita, kau dan aku

sungguh, aku rindu
: padamu

Tangerang, 20 Desember 2012