Sabtu, 23 Maret 2013

Sebab Tak Ada Yang Lain


 
aku mencoba bersetia dengan janji
yang dulu pernah kuucap sekali
di antara mahar yang kauberi
air mata dan tawa juga singgah disini
mungkin ini tentang keteguhan diri
meski sulit sungguh, itu pasti
sebab tak ada yang lain di hati

Kedoya, 22 Maret 2013

Menunggumu Pulang



 
aku menunggumu pulang
duduk di beranda rumah kita
di antara pohon lamtoro dan kemuning
kujalani hari dengan rela

aku menunggumu pulang
duduk di beranda rumah kita
di antara anak-anak cinta
yang kukandung selama sembilan purnama

aku menunggumu pulang
duduk di beranda rumah kita
sabar menantimu disini
seperti janji matahari, sepenuh hati

Tangerang, 21 Maret 2013

Kudengar Suaramu Memanggil



 
kudengar suaramu memanggil
menggema, terbawa angin
demi sebotol susu yang telah lama dingin
dan seraut wajah yang sangat kau ingin

bila waktu tak segera menghampiri
tangismu meledak laksana gelora api

kudengar suaramu memanggil
dadaku bergetar menahan haru
sayup-sayup kau pun menyeruku
: ibu

Kedoya, 20 Maret 2013

Kepada Sunyi Yang Menepi




tak ada sapamu
saat kenangan belajar melupa
menggerusnya dalam perjalanan luka
menemu yang lain, mungkin cinta
senja mencoba bertahan
dalam warna jingga yang paling kusam
dan sunyipun semakin menepi
bisikannya terdengar lirih
di sela-sela tembok kota
tempat kita dulu bercerita

Kedoya, 15 Maret 2013

Puisi Dan Kita (3)


 
aku seharusnya mengerti
puisi memang tak berdusta
meski hati tak dapat dikhianati
tentang janjimu untuk berjumpa
tentang janjimu yang ingin selalu bersama
tentang janjimu yang akan setia menemani
dan itu hanyalah kata-kata
sebab puisi terkadang tentang luka
pada ingatan selepas tawa
bila kau masih ingat semua itu
seharusnya tak kutulis cerita kita
biar kulipat saja kertas catatan ini

Tangerang, 10 Maret 2013

Lelaki


 
kusebut kau lelakiku
tumbuh dari akar-akar keberanian
dengan dahan kesetiaan

kusebut kau lelakiku
terlahir dari rahim kesempurnaan
dalam hitungan purnama ke sembilan

kusebut kau selalu, lelakiku
yang berdiam dalam tanah-tanah rindu
di remahan waktu

Tangerang, 7 Maret 2013


* Dimuat di buku Menuju Jalan Cahaya (Penerbit JavakarsaMedia, 2013)


Judul : Antologi Puisi Renungan Kembang Langit Bersama 73 Penulis: Menuju Jalan Cahaya
Penerbit : Penerbit JavakarsaMedia
Tahun : 2013
ISBN : 978-602-18294-7-9
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : 188 hal