Sabtu, 17 Oktober 2015

Kidung Pengantin



: Kure-Rhia

telah diikat sepasang dada
di atas munajat tali asmara
menjaga hati dalam seia-sekata
melangkah bersama pada sebuah bahtera

telah digenggam kata-kata
pada sebaris kidung cinta
merajut impian, tangis, juga bahagia
menggapai asa sepenuh damba

telah ditahbiskan kau-aku menjadi pengantin sejati
sebagai pasangan, suami dan istri
sepakat untuk selalu sehidup-semati
dari waktu yang tak pernah terhitung jari

Tangerang, 17 Oktober 2015

Lantai



gemuruh pijak kaki di dasar cadas
rebah dalam sujud tanpa batas
kidung debu yang pasrah tergilas
hanyut dalam sisa hujan berhelai-helai tetes
jejak yang hilir-mudik melintas
hingga hempas segala napas, segala cemas

Tangerang, 13 Oktober 2015

Atap


doa-doa yang berteduh di bumbungan
menjelma harapan yang berhilir di atas angan
saat malam merayap dari balik bulan
hinggap pada lalu-lalang sunyi yang bertebaran
barangkali tuhan telah menghapus segala kepedihan
sebab tertawa atau pun menangis bukanlah pilihan

Tangerang, 12 Oktober 2015

Dinding



sebilik sunyi mengendap-endap di beranda
fasih susuri remah cahaya
menyingkap jejak laba-laba
segala yang menjadi pertanda
perihal keluar-masuk tanpa jeda
tanpa isyarat kata

Tangerang, 9 Oktober 2015

Jendela



celah ingatan yang menandai hari-hari
serupa tik-tok arloji
begitu nyaring berbunyi
gaduh menembus ceruk sunyi
merahasiakan keberangkatan dan kepulangan hati
khidmat membingkai ragam mimpi

Tangerang, 8 Oktober 2015

Pintu


pada ketukan yang singgah
waktu beranjak istirah
kedatangan-kepergian saling melempar kisah
melekat mewarnai gerbang sejarah
seperti derit kenangan yang tabah
yang mencatat segala risalah

Tangerang, 7 Oktober 2015