Jumat, 01 Januari 2016

Yang



yang terpisah pada ribuan jarak
anakanak waktu riuh berdetak
gugusan doa lebam terserak

yang tak lekang terbaca musim; ialah jejak
katakata menjelma awan berarak
muasal dari segala sajak

yang sejenak dibentang oleh setapak
dada yang menyimpan riak isak
serentang pelukan menanti kelak

Tangerang, 01012016

Insomnia (2)




: kesepian

malam yang pekat. sisa ingatan yang benar-benar melekat. jarak ratusan kilometer yang nampak begitu dekat. stasiun, gerbong kereta, rel-rel yang padat, pertemuan singkat, seakan tanpa sekat. nama-nama, jalan-jalan dan entah beberapa tempat. menjelma ingatan yang kian rekat.

pagi yang lambat. setelah tunai rakaat-rakaat. kesepian demi kesepian datang berjingkat. ragam kepedihan memeluk sedemikian erat. kehilangan melesat begitu cepat. seperti kenangan yang tak menemu alamat.

tik tok jarum jam bergerak telat. pelupuk mata kian memberat. insomnia yang tak mau lewat. pada sepasang bibir yang habis terlumat. secangkir kopi diam-diam berkhianat. ah, waktu memang keparat!

Tangerang, 29122015

Gemawan




awan-gemawan di dada langit
memayungi hari demi hari yang wingit
barangkali, gemuruh tak henti berdegup di dadamu
maka bacalah derap harap di kedalaman mataku
sebaris sajak kerinduan berarak di ujung cakrawala
sebagai isyarat pertemuan yang tertunda

Tol Purbaleunyi, 27122015

NNS*


 
seperti angin, rindumu menderu
bergulung menggebugebu

menit ke menit mengenang peristiwa lalu
saat pagi menjelang, tergesa kau menciumku
degup demi degup berjatuhan dari jantungku
rimbun napasmu hangat memasuki bibirku
menuruni celahcelah waktu

sebab kau memiliki seluruh musim
seluruh hurufhuruf tak bernama yang bermukim
dalam dada penuh kerinduan
yang memanggil sebaris pertemuan
meski tanpa tanda takdir di telapak tangan

Bandung, 26122015

*NNS (No Name & Sign) = Tanpa Nama, Tanpa Tanda

Rumah Kenangan




di rumah ini, kenangan menjelma puisi
dindingnya mengeluarkan diksi-diksi
beranda yang penuh bait-bait melankoli
jalanan kecil yang ramai sesekali
sosok perempuan bergelung putih yang pandai menyulam rasa
foto seorang lelaki penuh cinta yang telah tiada
juga gadis kecil yang kini kembali ke istananya
tak ketinggalan ingatan tentang lelaki sedarah dagingnya
yang telah lama terpisah raga
juga peristiwa-peristiwa yang berbenturan di kepalanya

di rumah ini, huruf-huruf menjelma kenangan
adalah air mata adalah bahagia adalah riwayat kerinduan

Bandung, 25 Desember 2015