pada pagi yang selapang puisi, kita menyembunyikan kenangan
seperti
guguran hujan yang jatuh di halaman
sepasang
ingatan terlepas dari genggaman
dan waktu, kerap menyamar sebagai kesepian
tahun-tahun
menjelma daun
bahkan
saat mata kita paling rabun sekalipun
angin
selalu tak sengaja meniupnya
merebahkannya
dalam diam di pangkuan senja
masa
kanak-kanak yang berlari riang
riuh
berkejaran di tanah lapang
kita
mencoba belajar mengemas ketabahan
melepaskan
segala kesementaraan
saat
kita mulai beranjak dewasa
musim
mengalirkan beragam rasa
menuliskan
inisial-inisial yang sulit dilupakan
karena
kebahagiaan dan kesedihan pernah begitu memabukkan
Tangerang,
2 Desember 2016