: r.a.
di setapak jalan ini
daundaun menguning terbungkus sepi
harum lapisan tanah
menguar melewati celahcelah
basah. di antara lembab cuaca
dan pijar cahaya
di setapak jalan yang lindap
kesiur angin begitu senyap
seperti keresahan yang lama mengendap
kelak padamu semua menuju
kuala dari segala rindu
Tangerang, 8 Oktober 2020
#kolaborasipuisilukisan
Painting : Path in The Forest (Rudy Adnan)
Medium : Oil on Canvas Panel
Size : 40 x 50 cm
Kamis, 04 November 2021
Setapak Jalan Menujumu
Bertumbuh
ia tak sama
bertumbuh di antara gigil udara
dan lembab cuaca
seperti rindu yang hadir di redup cahaya
terasing dalam belukar rahasia
yang terkadang membelit -- menyembunyikan bahagia
Tangerang, 29 September 2020
Kita Sempat Saling
: r.a.
kita sempat saling menahan debar
sekadar ingin menanyakan kabar
bertahan untuk tidak menyapa
saat tatapan kembali bersua
kita sempat saling berpura-pura
tak mengenal. padahal jemari terkait mesra
menjaga jarak sedemikian rupa
meski hati selalu ingin bersama
kita hanyalah dua orang asing
yang sempat saling
bertahan -- tak ingin berpaling
tapi itu tak mungkin...
Tangerang, 25 September 2020
Begitu Jauh
: r.a.
begitu jauh, hasrat yang terjatuh
diam-diam menyusup di ujung peluh
setiap tetes kuhitung sebagai rindu
berdenting pilu
telah begitu jauh, rekah gairah
sepenuh jiwa tercurah
hinggap di beranda waktu sebagai kau
yang fasih mendatangkan rindu
Tangerang, 24 September 2020
Hujan
hujan barangkali seperti ini; ketika ingatan tentang kau menderas
sebagai rindu yang cemas
setiap rintik yang jatuh di sudut teras
kuanggap adalah geletar tak berbatas
hujan barangkali seperti ini; ketika ingatan tentang kau mengalir
bayang-bayang yang senantiasa hadir
jatuh di ujung jemari sebagai takdir
yang enggan berakhir
Tangerang, 22 September 2020
Terjebak Rindu
: r.a.
adakah yang lebih biru dari merindu?
saat huruf-huruf jatuh di ujung jariku
waktu tiba-tiba membeku
kau selalu punya banyak hal untuk dikatakan
dan aku memilih membuka telinga -- mendengarkan
membayangkan tawamu yang candu
diam-diam hatiku terjebak, rindu
Tangerang, 20 September 2020
Perihal Melukis
suatu hari nanti kau lukis awan-awan
memberi warna biru pada ragam goresan
lalu kautambahkan hijau pohon
-- dan mungkin kelak kauganti dengan kuning
seperti rimbunan perdu puring
yang melambai di halaman depan
sejenak kau pun melupa, pada trauma masa silam
sebagai bagian dari sejarah kenangan
Tangerang, 29 Agustus 2020
Menunggu Pesan
di ruang sepia
kau terdiam menanti berita
menatap layar yang tak tertulis apa-apa
ada kabar yang terbakar
tanpa siap kau takar
segala kalut yang kian nanar
perihal mimpi buruk – mungkin ini yang kaumaksud
adakah yang lebih takjub?
selain merindu huruf-huruf pada deretan pesanmu yang guyub
Tangerang, 21 Agustus 2020 (am)
Di Layar Telepon Genggam
di layar telepon genggam nomormu tertera
tanpa percakapan apa-apa
rahasia demi rahasia tetap terjaga
mungkin akan begitu selamanya
di layar telepon genggam namamu membeku
serupa lumut di batu-batu
huruf-huruf tak lagi centang biru
seperti sederet pemahaman yang keliru
di layar telepon genggam
-- kita hanya diam
Tangerang, 20 Agustus 2020 (am)
Pada Selembar Kanvas
: r.a.
di kanvas itu
apakah pernah terlukis rindu
begitu setia mengarungi waktu ke waktu
dari seberang maya yang beku
pada kuas yang tergores
ada setengah ilusi yang terus kau poles
seakan jarak bukanlah alasan
menorehkan warna-warni pada langit ingatan
-- pada selembar kanvas, rindu semakin meranggas
Tangerang, 2 Agustus 2020
Selembar Daun Yang Pergi
kini ia terbaring di sini
yang senantiasa luput selama ini
selembar daun telah pergi
sekian lama telah memberi arti
di antara sajak-sajak pagi
kini selamanya akan abadi
Tangerang, 20 Juli 2020
Kepada Juli Yang Abadi
: Sapardi Djoko Damono
kelak, pada siapa lagi kusandarkan kata-kata
jika saatnya telah tiba
meruntuhkan segala yang fana
waktu pun membawamu kembali -- mengabadi
Tangerang, 19 Juli 2020
Kepergian
seperti inikah rindu?
yang sayapnya mengepak kelu
tapi bukan untuk pulang ke dadaku
seperti inikah luka?
fasih menjatuhkan linang di sudut mata
hingga runtuh segala yang pernah ada
mungkin, seperti inilah kepergian
tak meninggalkan semacam pelukan
tak menyisakan apa-apa untuk bertahan
Tangerang, 10 Juli 2020 (am)
Mimpi
ada mimpi yang tak ingin menjadi
tersangkut di
jaring laba-laba, pagi ini
sementara kita
sibuk mencari arti
juli pun
diam-diam memilih pergi
seperti kata
sapardi
yang fana adalah waktu. kita abadi*
kau dan aku
hanya sepasang pemimpi
yang habis
diteguk rindu -- diendap sepi
Tangerang, 16-20
Juli 2020 (am)
*kata-kata dalam sajak Sapardi Djoko Damono
Masih Adakah
masih adakah yang dapat kita tulis
sebelum cerita telanjur habis
meski waktu tak berpihak pada kata
lautan doa menjadi muara segala
segala yang tak terucap, segala yang tak terungkap
Tangerang, 26 Juni 2020 (am)
Pagi Yang Berbeda
tak ada bayangmu, tak ada suaramu, tak ada
sungguh pagi yang berbeda
kecemasan demi kecemasan begitu mudah terbaca
menyisakan kelu di dada
kini hari-hari berjalan tak sama
betapa hati tak mampu melupa segala
pagi yang berbeda
separuh kerinduan kerap minta dieja
Tangerang, 23 Juni 2020
---
kursi-kursi yang tabah
menunggumu sekadar singgah
deretan toples setengah kosong
sambut matahari yang kian condong
segenggam harapan
bersama doa-doa -- tenggelam
dalam sisa lambaian
Tangerang. 30 Mei 2020
---
selapis demi selapis yang tergores
hitam-putih kerap menuai protes
sebab hidup adalah muara segala warna
seperti ragam ingatan di dalam dada
yang senantiasa meminta dieja
Tangerang, 27 Mei 2020
Pada Sakitmu
pada sakitmu yang kian melanda
kutitip kecemasan paling sempurna
hanya doa dan doa yang melesap
menyelinap ke langit lembab
bertabahlah...
agar gugur segala resah
sekelumit gelisah
Tangerang, 20-21 Mei 2020 (am)
Masa Silam
masih saja matamu: bungkam
kecemasan-kecemasan yang menikam
ialah sesuatu
yang tak terkatakan padamu
kelak kau akan paham
mengapa aku senantiasa memendam
kata demi kata. menumpuknya diam-diam
sebagai bagian dari masa silam
Tangerang, 20 Mei 2020 (am)
---
cinta berawal dari pemahaman-pemahaman
pada apa-apa yang kerap menjadi alasan
bahkan ketika mimpi demi mimpi bertebaran
kita semakin larut mencipta kenangan
dan masa lalu, masih perlukah dipertanyakan?
Tangerang, 18 Mei 2020 (am)
---
seperti ada yang lepas dari genggaman
sepagi ini kau telah melupakan
rindu pun merayap di kelopak mataku
gagap tak menemu tuju
mungkin frekuensi kita tak lagi sama
kau di mana; aku tak tahu harus kemana
Tangerang, 2 Mei 2020
---
pintu-pintu yang menutup
jendela-jendela pun mengatup
harapan demi harapan kian redup
namun langkah tak pernah surut
bukan sayang, bukan karena takut
mungkin kita hanya terkejut
pada peristiwa-peristiwa yang kini terjadi
pada apa-apa yang makin menjadi
Tangerang, 30 April 2020
---
pada sepi yang mengepung
jalan-jalan terkurung
sepi. raga pun letih terkungkung
pada sunyi yang membelenggu
kata-kata lenyap di telan waktu
rakaat demi rakaat luruh di batu-batu
Tangerang, 28 April 2020
---
kita berdiri saling berjauhan
diam-diam memaku jarak
semacam tangis kehilangan jejak
yang mengusai kesedihan
angin membawa salam paling sabar
derunya melewati celah-celah pagar
Tangerang, 26 April 2020
---
sebagian nama-nama menciptakan beberapa batas
sebagian yang lain berusaha tidak menambah cemas
badai yang datang semakin menguatkan rindu
membanjiri doa-doa yang selalu
dan selalu tanggal di balik pintu
Tangerang, 24 April 2020
---
kota-kota bernyanyi sepanjang petang
menghias diri dengan kerlap-kerlip lampu bak bintang-bintang
gaduh menawan setiap mata yang memandang
meminang ingatan, mendulang kenang
Tangerang, 25 Januari 2020
---
hari itu kita seakan punya waktu untuk berpelukan
membenamkan kepala pada hangat percakapan
tinggalkan sejenak kesibukan
malam itu kita penuhi dengan canda
meski keharuan menyeruak di dada
melewati bentangan-bentangan yang selalu ada
saat itu, semua penuh cerita
tak ada yang menduga siapa akan tinggalkan siapa
hingga pelukan terlepas selamanya
Tangerang, 16 Januari 2020
---
setelah satu hari tanpa sapaan
mungkin selamat pagi adalah sederet ucapan
yang paling ditunggu dalam kolom pesan
barangkali kauingin mengalahkan debur gelombang
yang kemarin kaunikmati saat pasang
datang menghadang
ini hari yang selalu kautunggu
meski bagi orang-orang sangat membelenggu
karena rindu, sesungguhnya juga butuh waktu
Tangerang, 13 Januari 2020
---
pagi yang pucat
kau terbangun tanpa semangat
mata yang setengah sembap
seperti separuh hati yang tiba-tiba lenyap
segala yang datang, pasti kelak pergi
kau hanya perlu sedikit adaptasi
untuk luka-luka yang paling nyeri
Tangerang, 4 Januari 2020
Selamat Malam
kauakhiri hari ini dengan kata-kata
yang kita sepakati bukan apa-apa
guling akan menjadi penengah di antara
kita. dan bantal sebagai alas bunga tidur
dari kesunyian malam yang terulur
tak lupa kautulis pesan singkat
" mari masuk ke mimpi
dengan frekuensi yang sama dan tepat
ialah di sini, di dada kiri "
-- muasal rindu beralamat
Tangerang, 22 Desember 2019 (am)
---
kudengar hujan mengetuk kaca
gigilnya telah sampai pada pesanmu yang terbaca
sudut mata menghangat
seperti pelukan yang mungkin tak kudapat
-- ini kali, aku sendiri
Tangerang, 17 Desember 2019