Setelah Lukisan Bunga Itu

: r.a.

kau lukis bunga-bunga yang datang menyapa

pada musim dingin yang telanjur basah

setelah hujan menyapu tanah

sekanvas puisi pun selesai dieja

sesaat hari itu tiba

lukisan bunga dengan pigura

memberi isyarat perpisahan di dada

tak ada kenangan; tak ada melankolia

sebab kuas-kuas telah lama ditanggalkan

demi separuh dia -- yang menghilang

Tangerang, 19 Januari 2022

Perayaan

: r.a.

 
berbotol-botol kegembiraan menanti dirayakan
setelah hari berganti kesedihan
pada goresanmu aku pernah mabuk
segala kata hilang bentuk
 
sapuan kuasmu berkelebat
menjelma baris sajak yang gagal kucatat
 
biar kutulis lagi huruf-huruf yang kehilangan
alasan -- meski kenangan kerap membayang
demi sederet perayaan
 
Tangerang, 8 Januari 2022

Menafsir Sepi

: r.a.
 
saat kau pergi; biar langit jadi saksi
kau pilih melukis sunyi
sepanjang hari
 
meski kenyataan bukan perihal menerka
segala halang-rintang dihadapi semestinya
 
kau telah memilih sendiri
meninggalkan ribuan mimpi-mimpi
membiarkan diri menafsir sepi
 
Tangerang, 5 Januari 2022

Tahun Baru

: r.a.

 
almanak berganti
waktu seakan enggan terhenti
daun-daun memucat ditelan hari
tepian trotoar telah sempurna sunyi
kuteriakkan namamu berkali-kali
seperti nyala kembang api di awal januari
jatuh tak berkesudahan
 
tapi mengapa, di sampingmu masih selalu ada aku dan kesedihan?
 
Tangerang, 1 Januari 2022

Siang Ini Kukenang Senyummu

: r.a.
 
bahkan kita tak sempat ucapkan
kata perpisahan. selengkung senyuman
di sudut bibirmu, menjadi pertanda
kita hanya dua orang asing yang melupa
pada apa-apa yang pernah singgah di dada
 
Tangerang, 29 Desember 2021 

Menuju Pintu

: r.a.

 
saat kau berjalan menuju pintu
daundaun luruh, menemu waktu
tak ada lambaian tangan
atau hangat pelukan
 
semua telah selesai dituliskan
kesetiaan tertinggal dalam keheningan
tak ada yang mampu menyelamatkan rindu ini
ketika langkah menuju pintu telah menutup pasti
 
sudahi saja perjalanan ini
kau, aku -- sendiri
 
Tangerang, 28 Desember 2021