secangkir cinta yang kuseduh
untukmu
belum lagi tandas, saat sore itu
kulihat kecemasan menggenang di
kelopak matamu
menari-nari
meminta perhatianmu
hanya secangkir cinta, tanpa
gula-gula pemanis
yang kadang malah membuatmu
menahan tangis
begitu haru -- sebab air mata
adalah salam paling puitis
dan cinta, katamu, adalah semoga
yang tak habis-habis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar