doa-doa mengangkasa
debar harap tunbuh di dada
rerupa wajah silih berganti
menggali kenangan, serupa mimpi
kita melukis arah di atas cakrawala
menggigilkan dingin yang tak juga mengudara
subuh yang penuh embun di atas kereta
sajak-sajak berlarian di pagi buta
perjalanan ini penuh kelok
mungkin saja tiba-tiba akan berbelok
entah di tikungan mana angin berhenti menyapa
melipatnya diam-diam dalam genang asa
Tangerang, 22 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar