malam
retak berkalung sunyi
angin
dingin menusuk setajam belati
telah
kubawakan sajak yang berurai air mata
sebagai isyarat pertemuan yang tertunda
ketika kata rindu tertinggal sia-sia
ada perihal yang tak pernah selesai diutarakan
ratusan aksara yang berkelindan di ingatan
begitu gagap merayakan kepedihan
ini
malam ketujuh
kenangan
begitu riuh
menujumu
yang kian jauh
Tangerang,
7 September 2015 (E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar