malam
meminang sunyi saat kau datang ke kotaku
gerimis
jatuh di sudut-sudut jalan itu
kutempuh
perjalanan jauh demi mendapatkan tatapanmu yang badai
meski tak sejauh perjalananmu mengurai catatan yang tak
pernah selesai
perihal senja memang menjadi pembicaraan yang tak usai\
lampu-lampu
di sepanjang trotoar telah menyala
sepasang
matamu meredup di bawah pekatnya cakrawala
kurekam
semua lekuk jalan, hingga aroma tubuhmu
lengkap
dengan pendar kenang menuju satu-satunya berandamu
yang
begitu haru, begitu biru
hingga
akhirnya kita akan dipecah oleh takdir dan berbagai keinginan
yang
membuat kita saling mengingat atau malah melupakan
barangkali
ini hanya semacam ingatan
sebelum
datang ucapan perpisahan
berubah
menjadi lambaian tangan
Sultan
Agung-Ciledug, 04.08.2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar