setelah dua puluh puisi kautulis
menjadi
candu yang paling iblis
mengenangnya
baris demi baris
atas nama kenangan yang sungguh manis
lalu
kau hujankan tangis di atas kertas itu
diam-diam
kau larung juga pada malam yang beku
sesudah
ini mungkin kau akan selalu mengenangnya
sebagai
bunga yang paling merah
sebagai
musim yang penuh gairah
sampai
waktu melenyapkannya; tiba-tiba
Tangerang, 7 Oktober 2019 (am)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar