Seperti
sepi, kesedihan menghimpit dada bertubi-tubi. Tak ada yang menanti atau
mengantar sebuah pergi. Lambai tangan tak juga terlihat pada ambang pagi. Ini
adalah kepergian yang sekian kali.
Selembar
tiket di tangan. Bersabar menanti panggilan. Perihal kenyataan di atas harapan.
Hanya kenangan yang mampu bertahan.
Sebelum
perjalanan di mulai, rindu telah lebih dulu berhamburan. Doa-doa membelah
kerumunan. Jangan ucapkan kata perpisahan. Rentangkan saja hangat pelukan.
Saat
keberangkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar