tigapuluh
hari sudah kutanam doadoa
setinggi
ombak seluas samudra
sejauh
mata mengingat segala kenang
yang tertinggal hanyalah bayangbayang
yang alpa meneguhkan nyala menara suar
karam dalam kepak nyanyi camar
kautahu,
betapa sulitnya membunuh ingatan
membungkam
langit bergambar kepedihan
sebab
akulah ruang remang pada reruntuhan karang
terang
matahari yang begitu nyalang
kelak
membakar tubuhku, dadaku, asaku
juga
semua cerita tentangmu
dan
kini, separuh hatimu bukan lagi aku!
Tangerang,
30 September 2015 (E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar