dalam
tubuhku mengalir jalan-jalan rindu
jalan
yang berkelok penuh liku
yang
terjal berbatu-batu
dadaku,
tempat segala tertumpah
segala
puja-puji dan sumpah serapah
saat
waktu kehilangan arah
sepasang
lengan yang erat menggenggam namamu
tercampak
sia-sia dalam nyeri duka
berkubang
tetes air mata
setelah
kaulukis senja di punggungku
cerita
apalagi yang akan kau gores di jantungku
sebagai
luka dengan seribu ngilu?
Tangerang,
20 September 2015 (E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar