selebihnya
hanyalah semacam suara yang disamarkan hujan
tetes-tetesnya
mengetuk pintu kesenyapan
jatuh
sebagai rangkaian nada kehilangan
menempuh jarak tiga puluh satu tahun, atau lebih
siapa yang sanggup menghitung segala perih
segala pedih yang bermukim di dada
hingga kerinduan tak mudah dijatuhkan oleh air mata
sekalipun...
Tangerang,
15 Agustus 2016|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar