kata-kata menyentak di dada
riuh berdesakan mencari dermaga
usai sudah perjalanan gelombang
mencari ceruk di tengah laut pasang
saat lembut bibirmu beradu
aku tersesat di bentangan samudramu
tak ada merah ataupun hijau
semua warna adalah biru, olehmu
jika arah tak lagi menjadi penentu
kuingin tersesat di matamu
selalu, dan selalu
agar rindu tak henti menyetubuhi waktu
Jakarta, May Day 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar