entah
berapa tahun kulewati senyummu
pergi
ke segala arah penjuru
memotong
simpang, hingga liku-liku yang ngilu
kaulah rindu yang memadangkan dada pada tiap ketibaanku
desaumu riuh di antara rakaat-rakaat jantungku
kini,
ada senja yang ingin kubagi denganmu
ada
lengan yang siap memapah kepulanganmu
meski
sekedar memunguti puisi yang berjatuhan di kelok langkahmu
aku
ingin menjadi kenangan yang mengekal di sela-sela ingatanmu
memetik
rembulan yang karam di matamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar