Rabu, 23 Januari 2019

Mimpi

 
kita saling berjabat tangan
beradu pandang sambil mengulum senyuman
barangkali tak pernah ada jeda yang terlupakan
kita sering kali mengubur jarak yang kesekian
kembali melangkah di halaman
tertatih menemukan semacam pelukan
lalu tiba saat perpisahan
sesak dada sedemikian rimbun
hingga kita pun terbangun

Tangerang, 17 Januari 2019|

Waktu Yang Berhenti

 
di dadanya lautan yang maha
tempat bersemayam orang tercinta
tak ada pesan, pun kata-kata
saat maut memagut erat tubuh renta tak berdaya

di dadanya lautan begitu menakutkan
gulungan ombak serupa tangan
malaikat. yang tiba-tiba merenggut bahagia
dan waktu pun berhenti menyapa
tinggalkan yang fana

hangat pelukan tinggal reka mimpi
kenangan menjelma air mata; begitu sunyi
begitu sepi
entah kapan kehangatan akan kembali

Tangerang, 11 Januari 2019

Di Kaki Latar

 
daun yang berjatuhan di kaki latar*
sebagai penanda datangnya fajar
sisa rumput dan daun bamboo di ujung arit**
aku usap perlahan dengan bulir-bulir keringat
setiap mata yang pejam, terbayang yang silam
pohon jambu di ujung kiri, pohon sukun yang diam-diam
tegak di ujung kanan – memberi salam
di antara latar dan undakan rumah
deretan krokot merah mengangguk ramah

Tangerang, 5 Januari 2019

*latar (dalam Bahasa Jawa) artinya halaman atau pekarangan rumah.
**arit atau sabit adalah pisau bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput, padi dan sebagainya.

Nama Lain

 
adalah kepedihan
nama lain dari kegembiraan yang tertahan
buah dari berbagai kenangan
yang dirangkai pada sepasang ingatan
alinea demi alinea pernah saling menuliskan
serangkaian cerita yang belum selesai
diterjemahkan pada ujung harap yang kerap abai
pada kehilangan yang tak kunjung usai

Tangerang, 3 Januari 2019

Payung Hitam

 
lalu orangorang melangkah
diiringi tangis dan dan tatapan yang hilang arah
anaknanak berduka
kami, yang dewasa, lebih terluka
tak ada kematian yang sempurna
meski hidup terkadang seperti penjara
di bawah payung hitam
masa lalu dan masa depan saling berlomba
-- menuju kelam

Bintaro, 27 Desember 2018


#RIPAgungBudihanggodo

Pintu

 
berapa pintu lagi akan kau ketuk
hingga jemarimu gemerutuk
menyebut namanya dalam peluk

pada wajah musim – kian tertunduk

berapa pintu harus kau ketuk
berapa kata kelak kau kutuk
jika aku lelah dalam suntuk

hanya mampu menangkup doa, semalam suntuk!

Tangerang, 24 Desember 2018