Rabu, 28 November 2018

Sawah Lor*

 
sepetak, dua petak, yang kita miliki
sungguh sangat berarti
segala harapan tumpah di sini
di tanah garapan sehari-hari

sajak-sajak menjelma peluh
dari serangkaian doa yang terlafal sungguh-sungguh
hamparan hijau yang senantiasa teduh
akan terus bertumbuh

sepetak, dua petak yang kita punya
adalah air mata yang senantiasa
ditanami nenek moyang kita
menjadi keinginan, menjadi cita-cita

Tangerang, 27 November 2018

*Sawah Lor (Bahasa Jawa) adalah sawah yang terletak di sebelah utara.

Musim Penghujan

 
seperti musim penghujan
dan erat pelukan

pada angka dan peristiwa di Koran
huruf-huruf berdesakan
mengeja kecemasan

pada berita-berita di layar kaca
yang mungkin tak terbaca
terbungkus praduga

kenanganmu di kota itu
luruh satu persatu
bersama waktu

Tangerang, 23 November 2018 (E)

Di Seberang Jalan

 
kukira kau akan menunggu di seberang jalan
membawa sekeranjang rindu yang bertebaran
diamdiam di dada kanan

tapi ternyata tak ada kau di seberang jalan itu
rindu seperti air terjun yang jatuh di batubatu
meluncur deras namun tak dapat kujangkau satu persatu

setelah dugaan ini berakhir sempurna
kau tahu, aku akan baikbaik saja
dengan semua kenangan tentang luka

Tangerang, 17 November 2018 (E)

Malam

 
tak ada yang sesempurna malam
disimpannya gemerlap dalam jubah kelam
sebelum gigil ingatan menjelma sepi
sebelum petak kenang kembali sunyi
semisal aku di hadapanmu; hilang nyali

Tangerang, 17 November 2018

Di Meja Nomor 3



kita pernah gagal memaknai senja
namun, ketabahan senantiasa bertahan menanti titik jumpa
antara keinginan dan doa-doa
kita tak pernah jemu bertukar kabar
memulai percakapan demi percakapan yang paling debar

mengulanginya kelak pada satu pertemuan
meski harus melipat sederet kecemasan
sesekali, menyusuri jalan kenangan
sambil merangkai pertanyaan; melupakan atau tetap bertahan
kemudian menyimpannya di dada kiri diam-diam

Meruya, 25.10.2018

Di Luar Jendela

 
hujan menetes satu satu
di ujung kelokan, kanak-kanak berlari tanpa sepatu
tak ada yang sanggup berpaling dari musim
sekalipun rayuan kemarau telah kau kirim
dalam lipatan-lipatan doa yang paling intim

Kedoya-Ciledug, 23 Oktober 2018