Kamis, 04 November 2021

Setapak Jalan Menujumu

: r.a.

di setapak jalan ini
daundaun menguning terbungkus sepi
harum lapisan tanah
menguar melewati celahcelah
basah. di antara lembab cuaca
dan pijar cahaya

di setapak jalan yang lindap
kesiur angin begitu senyap
seperti keresahan yang lama mengendap
kelak padamu semua menuju
kuala dari segala rindu

Tangerang, 8 Oktober 2020


#kolaborasipuisilukisan
Painting : Path in The Forest (Rudy Adnan)
Medium : Oil on Canvas Panel
Size : 40 x 50 cm



Bertumbuh

ia tak sama
bertumbuh di antara gigil udara
dan lembab cuaca
seperti rindu yang hadir di redup cahaya
terasing dalam belukar rahasia
yang terkadang membelit -- menyembunyikan bahagia 

Tangerang, 29 September 2020





Kita Sempat Saling

: r.a.

kita sempat saling menahan debar
sekadar ingin menanyakan kabar
bertahan untuk tidak menyapa
saat tatapan kembali bersua

kita sempat saling berpura-pura
tak mengenal. padahal jemari terkait mesra
menjaga jarak sedemikian rupa
meski hati selalu ingin bersama

kita hanyalah dua orang asing
yang sempat saling
bertahan -- tak ingin berpaling
tapi itu tak mungkin...

Tangerang, 25 September 2020


Begitu Jauh

: r.a.

begitu jauh, hasrat yang terjatuh
diam-diam menyusup di ujung peluh
setiap tetes kuhitung sebagai rindu
berdenting pilu

telah begitu jauh, rekah gairah
sepenuh jiwa tercurah
hinggap di beranda waktu sebagai kau
yang fasih mendatangkan rindu 

Tangerang, 24 September 2020



Hujan

: r.a.

hujan barangkali seperti ini; ketika ingatan tentang kau menderas
sebagai rindu yang cemas
setiap rintik yang jatuh di sudut teras
kuanggap adalah geletar tak berbatas

hujan barangkali seperti ini; ketika ingatan tentang kau mengalir
bayang-bayang yang senantiasa hadir
jatuh di ujung jemari sebagai takdir
yang enggan berakhir

Tangerang, 22 September 2020




Terjebak Rindu

: r.a.

adakah yang lebih biru dari merindu?
saat huruf-huruf jatuh di ujung jariku
waktu tiba-tiba membeku

kau selalu punya banyak hal untuk dikatakan
dan aku memilih membuka telinga -- mendengarkan
membayangkan tawamu yang candu
diam-diam hatiku terjebak, rindu

Tangerang, 20 September 2020


Perihal Melukis

: r.a.

suatu hari nanti kau lukis awan-awan
memberi warna biru pada ragam goresan
lalu kautambahkan hijau pohon
-- dan mungkin kelak kauganti dengan kuning
seperti rimbunan perdu puring
yang melambai di halaman depan
sejenak kau pun melupa, pada trauma masa silam
sebagai bagian dari sejarah kenangan

Tangerang, 29 Agustus 2020

Menunggu Pesan

di ruang sepia

kau terdiam menanti berita

menatap layar yang tak tertulis apa-apa

 

ada kabar yang terbakar

tanpa siap kau takar

segala kalut yang kian nanar

 

perihal mimpi buruk – mungkin ini yang kaumaksud

adakah yang lebih takjub?

selain merindu huruf-huruf pada deretan pesanmu yang guyub

 

Tangerang, 21 Agustus 2020 (am) 

Di Layar Telepon Genggam

di layar telepon genggam nomormu tertera
tanpa percakapan apa-apa
rahasia demi rahasia tetap terjaga
mungkin akan begitu selamanya

di layar telepon genggam namamu membeku
serupa lumut di batu-batu
huruf-huruf tak lagi centang biru
seperti sederet pemahaman yang keliru

di layar telepon genggam
-- kita hanya diam

Tangerang, 20 Agustus 2020 (am)




Pada Selembar Kanvas

: r.a.

di kanvas itu
apakah pernah terlukis rindu
begitu setia mengarungi waktu ke waktu
dari seberang maya yang beku

pada kuas yang tergores
ada setengah ilusi yang terus kau poles
seakan jarak bukanlah alasan
menorehkan warna-warni pada langit ingatan

-- pada selembar kanvas, rindu semakin meranggas

Tangerang, 2 Agustus 2020


Selembar Daun Yang Pergi

: in memoriam, Sapardi Djoko Damono

kini ia terbaring di sini
yang senantiasa luput selama ini

selembar daun telah pergi
sekian lama telah memberi arti
di antara sajak-sajak pagi
kini selamanya akan abadi

Tangerang, 20 Juli 2020




Kepada Juli Yang Abadi

: Sapardi Djoko Damono

kelak, pada siapa lagi kusandarkan kata-kata
jika saatnya telah tiba
meruntuhkan segala yang fana
waktu pun membawamu kembali -- mengabadi

Tangerang, 19 Juli 2020




Kepergian

seperti inikah rindu?
yang sayapnya mengepak kelu
tapi bukan untuk pulang ke dadaku

seperti inikah luka?
fasih menjatuhkan linang di sudut mata
hingga runtuh segala yang pernah ada

mungkin, seperti inilah kepergian
tak meninggalkan semacam pelukan
tak menyisakan apa-apa untuk bertahan

Tangerang, 10 Juli 2020 (am)


Mimpi

ada mimpi yang tak ingin menjadi

tersangkut di jaring laba-laba, pagi ini

sementara kita sibuk mencari arti

juli pun diam-diam memilih pergi

 

seperti kata sapardi

yang fana adalah waktu. kita abadi*

kau dan aku hanya sepasang pemimpi

yang habis diteguk rindu -- diendap sepi

 

Tangerang, 16-20 Juli 2020 (am)

*kata-kata dalam sajak Sapardi Djoko Damono

Masih Adakah

masih adakah yang dapat kita tulis
sebelum cerita telanjur habis
meski waktu tak berpihak pada kata
lautan doa menjadi muara segala
segala yang tak terucap, segala yang tak terungkap

Tangerang, 26 Juni 2020 (am)


Pagi Yang Berbeda

tak ada bayangmu, tak ada suaramu, tak ada
sungguh pagi yang berbeda
kecemasan demi kecemasan begitu mudah terbaca
menyisakan kelu di dada

kini hari-hari berjalan tak sama
betapa hati tak mampu melupa segala
pagi yang berbeda
separuh kerinduan kerap minta dieja

Tangerang, 23 Juni 2020


---

kursi-kursi yang tabah
menunggumu sekadar singgah
deretan toples setengah kosong
sambut matahari yang kian condong
segenggam harapan
bersama doa-doa -- tenggelam
dalam sisa lambaian

Tangerang. 30 Mei 2020


---

selapis demi selapis yang tergores
hitam-putih kerap menuai protes
sebab hidup adalah muara segala warna
seperti ragam ingatan di dalam dada
yang senantiasa meminta dieja

Tangerang, 27 Mei 2020


Pada Sakitmu

pada sakitmu yang kian melanda
kutitip kecemasan paling sempurna
hanya doa dan doa yang melesap
menyelinap ke langit lembab

bertabahlah...
agar gugur segala resah
sekelumit gelisah

Tangerang, 20-21 Mei 2020 (am)


Masa Silam

masih saja matamu: bungkam
kecemasan-kecemasan yang menikam
ialah sesuatu
yang tak terkatakan padamu

kelak kau akan paham
mengapa aku senantiasa memendam
kata demi kata. menumpuknya diam-diam
sebagai bagian dari masa silam

Tangerang, 20 Mei 2020 (am)


---

cinta berawal dari pemahaman-pemahaman
pada apa-apa yang kerap menjadi alasan
bahkan ketika mimpi demi mimpi bertebaran
kita semakin larut mencipta kenangan
dan masa lalu, masih perlukah dipertanyakan?

Tangerang, 18 Mei 2020 (am)


---

seperti ada yang lepas dari genggaman
sepagi ini kau telah melupakan
rindu pun merayap di kelopak mataku
gagap tak menemu tuju
mungkin frekuensi kita tak lagi sama
kau di mana; aku tak tahu harus kemana

Tangerang, 2 Mei 2020


---

pintu-pintu yang menutup
jendela-jendela pun mengatup
harapan demi harapan kian redup
namun langkah tak pernah surut
bukan sayang, bukan karena takut
mungkin kita hanya terkejut
pada peristiwa-peristiwa yang kini terjadi
pada apa-apa yang makin menjadi

Tangerang, 30 April 2020


---

pada sepi yang mengepung
jalan-jalan terkurung
sepi. raga pun letih terkungkung
pada sunyi yang membelenggu
kata-kata lenyap di telan waktu
rakaat demi rakaat luruh di batu-batu 

Tangerang, 28 April 2020


---

kita berdiri saling berjauhan
diam-diam memaku jarak
semacam tangis kehilangan jejak
yang mengusai kesedihan
angin membawa salam paling sabar
derunya melewati celah-celah pagar

Tangerang, 26 April 2020


---

sebagian nama-nama menciptakan beberapa batas
sebagian yang lain berusaha tidak menambah cemas
badai yang datang semakin menguatkan rindu
membanjiri doa-doa yang selalu
dan selalu tanggal di balik pintu

Tangerang, 24 April 2020


---

kota-kota bernyanyi sepanjang petang
menghias diri dengan kerlap-kerlip lampu bak bintang-bintang
gaduh menawan setiap mata yang memandang
meminang ingatan, mendulang kenang

Tangerang, 25 Januari 2020


---

hari itu kita seakan punya waktu untuk berpelukan
membenamkan kepala pada hangat percakapan
tinggalkan sejenak kesibukan

malam itu kita penuhi dengan canda
meski keharuan menyeruak di dada
melewati bentangan-bentangan yang selalu ada

saat itu, semua penuh cerita
tak ada yang menduga siapa akan tinggalkan siapa
hingga pelukan terlepas selamanya

Tangerang, 16 Januari 2020


---

setelah satu hari tanpa sapaan

mungkin selamat pagi adalah sederet ucapan

yang paling ditunggu dalam kolom pesan

 

barangkali kauingin mengalahkan debur gelombang

yang kemarin kaunikmati saat pasang

datang menghadang

 

ini hari yang selalu kautunggu

meski bagi orang-orang sangat membelenggu

karena rindu, sesungguhnya juga butuh waktu

 

Tangerang, 13 Januari 2020

---

pagi yang pucat
kau terbangun tanpa semangat
mata yang setengah sembap
seperti separuh hati yang tiba-tiba lenyap
segala yang datang, pasti kelak pergi
kau hanya perlu sedikit adaptasi
untuk luka-luka yang paling nyeri

Tangerang, 4 Januari 2020


Selamat Malam

kauakhiri hari ini dengan kata-kata
yang kita sepakati bukan apa-apa
guling akan menjadi penengah di antara
kita. dan bantal sebagai alas bunga tidur
dari kesunyian malam yang terulur
tak lupa kautulis pesan singkat
" mari masuk ke mimpi
dengan frekuensi yang sama dan tepat
ialah di sini, di dada kiri "
-- muasal rindu beralamat

Tangerang, 22 Desember 2019 (am)


---

kudengar hujan mengetuk kaca
gigilnya telah sampai pada pesanmu yang terbaca
sudut mata menghangat
seperti pelukan yang mungkin tak kudapat
-- ini kali, aku sendiri

Tangerang, 17 Desember 2019