kususuri jejakmu berhari-hari
melintasi
ruang kenang: mengikuti angin
terbawa
ke utara, aku menggigil dingin
ditiup ke timur, pijarku memar
terhempas ke selatan, dadaku penuh debar
berembus ke barat, aku kian nyeri
aku
mabuk mengingat aroma tubuhmu
ialah
ingatan yang berkecipak di antara waktu
terbayang
ikal rambutmu, perempuanku
sepasang
matamu adalah pepohon rimbun bagi rindu
teduh
tatapmu adalah anugerah bagiku
sungguh
aku ingin selalu jatuh cinta di dadamu
aku
kian mabuk menerka takdir jarak
bayang
wajahmu yang abstrak
disayat-sayat
sepi yang terserak
kuhitung
ganjil-genap pertemuan ini
semakin
dekat semakin kupahami
akulah
lelaki yang selalu kasmaran: lagi, dan lagi
Tangerang,
23 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar