pada senjamu yang rekah ungu
aku
gagal menerka waktu
tersesat
di rerimbunan tubuhmu
hilang, menjadi rahasia yang tak sesiapa pun tahu
luruh merupa rindu yang paling piatu
pada
geliat detak jam dinding
aku
urung bertanya di doa-doa yang telah mongering
barangkali,
tak ada yang setabah langit
mengulang
kehilangan demi kehilangan yang maha pahit
dalam
sajak-sajak yang wingit
Sepanjang
Ciledug-Kedoya, 16/04/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar