kau tanam luka di jantungku
pedih,
begitu lebam membiru
mataku.
hatiku. nadiku. semua kau tandai satu persatu
hingga berjatuhan air mata dirajam waktu
sementara
kau seperti kupu-kupu kuning
yang
bebas beterbangan
dari
kuncup mawar yang paling
mekar.
hingga ke mawar lain yang lebih menawan
diam-diam
kukirim tanya
siapa
yang telah menikam senja?
menancapkan
belati ke dadanya
hingga
langit tak lagi merona jingga
maghrib
telah usai
namun
luka masih tetap terburai
begitu
banyak keinginan yang tiba-tiba layu
ah,
ini tahun ke berapa aku mengenalmu?
Tangerang,
12/03/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar