subuh yang rubuh
masihkah
kau izinkan aku berteduh
di
dadamu yang rapuh
yang menyimpan deretan almanak lusuh
sebelum pagi hingar terjatuh
derap
kakimu isyaratkan kepergian
terbata-bata
gemakan detak kehilangan
pada
ujung-ujung gang buntu
doa-doa
membentur pintu waktu
merangkum
resah yang kian piatu
bibir
yang takzim menangkup sepi
di
sinilah aku mengakhiri
rindu.
saat usia kenangan menepi
menyisakan
gores nyeri
hanya
ada sunyi yang abadi
Tangerang,
14 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar