kukecup
kau dalam doa-doa
sepanjang
ingatan tentang senja
di
antara pijar lampu-lampu kota
namamu kekal dalam barisan aksara
kita
pernah sepakat bersama
meniti
bermil-mil bahagia, juga air mata
lalu
sunyi merebak dalam keraguan yang bertalu
dikepung
rerintik gerimis di matamu
pada
pesonamu menyeluruh
cintaku
memilih untuk jatuh
meski
tiba-tiba hujan luruh dengan sempurna
dan
aku terpuruk dalam segelas nostalgia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar