Kamis, 24 September 2015

Gerhana Di Matamu



malam yang hampir runtuh
kusebut namamu utuh, sepenuh seluruh
air mata tumpah mengaliri deretan almanak
pada cuaca yang tak pernah beranjak meski sejenak
seperti rakaat-rakaat yang hilang tanpa jejak
kubiarkan waktu berjalan menggerus ingatan, selapis-selapis
namun kenangan tak mampu mengikis
tidak juga sunyi yang membatu
saat gerhana singgah di matamu

Tangerang, 5 September 2015 (E)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar