Jumat, 03 November 2017

Perpisahan


pada lorong mana lagi kaupalingkan rindu
sedang kesunyian telah mengiris-iris pergelangan waktu
tak ada isyarat, maupun air mata
melepasmu adalah kecemasan yang tak kuduga

kau yang pernah bermukim di dada
pada tiap hela napasku mengada
pada setiap perbincangan kata

entah mengapa kaupilih keheningan sebagai takdir
mendiamkan segala percakapan berakhir
membiarkan musim demi musim bergulir

kecuali perpisahan
adakah yang lebih menyakitkan dari sebuah lambaian tangan?


Tangerang, 7 Oktober 2017 (E)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar