Minggu, 11 Mei 2014

Tersesat



 
kata-kata menyentak di dada
riuh berdesakan mencari dermaga
usai sudah perjalanan gelombang
mencari ceruk di tengah laut pasang

saat lembut bibirmu beradu
aku tersesat di bentangan samudramu
tak ada merah ataupun hijau
semua warna adalah biru, olehmu

jika arah tak lagi menjadi penentu
kuingin tersesat di matamu
selalu, dan selalu
agar rindu tak henti menyetubuhi waktu

Jakarta, May Day 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar