Rabu, 05 Agustus 2015

Bugenvil



sepokok bugenvil merindu sunyi
fasih mengamini tikam duri-duri
sebagai perih yang memabukkan
sebagai sepi yang dirahasiakan

saat daunnya satu persatu jatuh
kau sebut itu musim yang tak tersentuh
seperti nyala kecupan
yang membakar kenangan

sepokok bugenvil di sudut rumah
melambai-lambai mengusik pelataran ingatan
mencari jalan kepulangan
kepada dada yang rebah; kepada sesiapa entah

Tangerang, 26 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar