Rabu, 01 April 2015

Kidung Asmarandana


kususuri jejakmu berhari-hari
melintasi ruang kenang: mengikuti angin
terbawa ke utara, aku menggigil dingin
ditiup ke timur, pijarku memar
terhempas ke selatan, dadaku penuh debar
berembus ke barat, aku kian nyeri

aku mabuk mengingat aroma tubuhmu
ialah ingatan yang berkecipak di antara waktu
terbayang ikal rambutmu, perempuanku
sepasang matamu adalah pepohon rimbun bagi rindu
teduh tatapmu adalah anugerah bagiku
sungguh aku ingin selalu jatuh cinta di dadamu

aku kian mabuk menerka takdir jarak
bayang wajahmu yang abstrak
disayat-sayat sepi yang terserak
kuhitung ganjil-genap pertemuan ini
semakin dekat semakin kupahami
akulah lelaki yang selalu kasmaran: lagi, dan lagi

Tangerang, 23 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar