Rabu, 01 April 2015

Rindu Yang Memar


pada rindu yang kian memar
namamu masih terbaca dalam denyar
kaki-kaki musim gugurkan dedaun dengan gemetar

di keningmu, sepi seakan enggan beranjak
aku tak sempat mencegahnya barang sejenak
membiarkan bayangmu menjelma sajak-sajak

sebab waktu serupa takdir sunyi
yang menulikan telingamu sendiri
meski kuteriakkan kenangan itu, berkali-kali

Legok, 07/01/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar