Minggu, 19 April 2015

Perihal Kehilangan


pada senjamu yang rekah ungu
aku gagal menerka waktu
tersesat di rerimbunan tubuhmu
hilang, menjadi rahasia yang tak sesiapa pun tahu
luruh merupa rindu yang paling piatu

pada geliat detak jam dinding
aku urung bertanya di doa-doa yang telah mongering
barangkali, tak ada yang setabah langit
mengulang kehilangan demi kehilangan yang maha pahit
dalam sajak-sajak yang wingit

Sepanjang Ciledug-Kedoya, 16/04/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar