berapa kali lagi aku harus melewati lorong itu
padahal telah kuletakkan senja pada punggungmu
agar kelak bahagiaku memandangi langit matamu
namun kepedihan adalah mencintaimu diam-diam
memandangimu dalam gigil rindu yang tak pernah surut
meski hati dilanda debar kalut
inikah cinta? kau hanya tersenyum perlahan
aku ingin mencintaimu sekali lagi
seperti bumi yang mencintai hujan
rela tersakiti meski dijatuhi berkali-kali
Meruya, 25/08/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar