sekiranya jarak tak hanya sebatas jeda
kaulah
pantai di dada yang tak pernah reda
izinkan
aku menjadi ombak
yang memecah meski tanpa riak
sedikit memercik di ujung buih
meleburkan sepiku dengan fasih
di hamparan pasir putih
pada
batu karang, kita kerap mengukir percakapan
menera
berapa banyak rindu
yang
tertampung dalam perahu
sambil
sesekali menghitung lokan-lokan
dan
menanti saat camar kembali
dari
balik cakrawala sunyi
di
pantaimu, pantai dengan segenggam mimpi
Tangerang,
02/11/2014
*
Dimuat di Buletin Mantra - 2 Nov' 14 (Edisi
04 - November 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar