Mei, aku mengenalmu lewat layar
tanpa pernah terlebih dahulu mengertimu benar-benar
hingga saat itu pun aku masih tetap belajar
memahami kuncup-kuncup yang telah mekar
Mei, kau hadir diam-diam dalam tawa
dalam gurau dan canda
tak pernah terpikir akan ada air mata
yang kini menjadi sahabat setia
Mei, secepat kau datang di kalbu
secepat itu pula kau berlalu
menghilang dari arah tuju
entah kemana kau melaju
Kedoya, 12.08.2014
* Dimuat di buku
Sang
Peneroka: (Penerbit Gambang, 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar