satu
persatu dilipatnya kenangan
tentang
kehilangan dan kepedihan
disusunnya
dalam sebuah lemari
yang terkunci di dasar memori
ia
sibuk menghitung luka demi luka
minggu
pertama, kedua dan terakhir di bulan kelima
juga
minggu keempat di bulan ketujuh
diam-diam
dihapusnya air mata yang luruh
inikah
rasanya luka?
betapa
asin dan getirnya sekeping hati
ketika
perpisahan sua tanpa aba-aba
tanpa
isyarat kata
segera
dibuangnya almanak di atas meja
meski
angka-angka belum selesai dieja
Sepanjang
Ciledug-Kedoya, 19.09.2014
*
Dimuat di Koran Madura - 26 Sept' 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar