jalan
menujumu kian mengabut
kesiur
angin serupa kalut
kata-kata
membentur karang
pecah
dalam igauan panjang
kita
sama-sama mencintai sepi
setelah percakapan terhenti
cadas yang terjal dan berliku
masih tegak seperti dulu
betapa sulit memahat ingat
di mata yang telah tersesat
kau-aku bagai bebatu
yang senantiasa dirajam ngilu
jalan menujumu tinggal sebentang angan
tapi siapa yang sanggup membunuh kenangan?
Tangerang, 4/11/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar