telah kuseduh pahitnya kopi dihianati
saat pagi belum lagi usai menampakkan diri
sepekat itu kau acuhkan kalbu
dalam sunyi
dalam ngilu gigil yang paling nyeri
akulah luka pada nganga merah hati
akulah hening pada puisi yang sepi
di sini, telah kutulis setangkup puisi
tentang temu yang berakhir benci
atas nama luka, menangislah!
agar esok tak ada lagi airmata
muara dari semua duka
akhir dari segala lelah
Tangerang, 01.09.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar