kau
masih mengingatnya
duduk
di beranda yang sama
memandang senja
melukis seraut wajah dalam secangkir kopi,
membayangkannya
lonceng yang berbunyi
almanak yang berganti hari
dan jarum jam yang meninggalkan waktu
tak pernah kau hirau
di
beranda itu, ada yang diamdiam menanti
agar
senja tak bergegas pergi
Kedoya,
30 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar