menggeliat
resah di pucuk-pucuk pagi
sebab
kau setipis udara di lubang sepi
jatuh
pada permukaan tanah sedekat aku
antara ada dan tiada yang begitu
kekal. ditempa cuaca sedalam kau
menisbikan segala detak waktu
Tangerang,
31/10/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar