angin mengajarkanku untuk bertahan pada kepergian
pada detik pertama singgah perpisahan
ada yang memanen mimpi dalam kembara imaji
menyerunya agar selalu kembali
namun desir angin memang tak selalu perihal sunyi
kadang dipeluknya waktu agar berhenti
di mata yang menyimpan beribu penjuru
yang diam-diam riuh memendam rindu
agar kesetiaan tak pernah kehilangan arah
ketika kaki begitu pasti melangkah
seumpama cuaca
adakah kita saling bertanya
itukah angin yang sama?
Sepanjang Kedoya-Ciledug, 15.07.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar