Selasa, 31 Maret 2015

Desir Angin Dari Jakarta



angin mendesir membawa tanya, mengutuk rindu yang diam-diam singgah. selembar daun jatuh terperangkap senja, melayang jauh hingga ke sudut asa.

ia duduk di antara gemerlapnya kota, menghitung satu hingga ribuan kendaraan yang berlalu. terkadang dibacanya sebuah buku, yang entah untuk kesekian kalinya. sekedar memastikan bahwa kau, ya kau, kekaksihnya, masih setia menempati sudut hatinya.

“waktu terlalu cepat melipat lembar demi lembar kenangan…”, ia bergumam sambil menyeka air mata. tiba-tiba datang angin membawa kabar. tentang seseorang, tentang kekasihnya. tergesa ditinggalkannya sudut kota, dengan sekoper tanya.

masih adakah?

Meruya, 09.06.2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar