kau tanam api di dada
kau yang berhati lembut dan sederhana
kini menyimpan api dalam dada
begitu panas membara
sebentar tubuhmu memerah nyala
kurasakan matamu pun memerah
penuh mega amarah
lihat, ada aku di dadamu
aku yang gigil dalam ingatanmu
aku yang kelam terkepung masa lalu
yang senantiasa mengamini doa-doamu
diam-diam menyirami dadamu yang penuh bara
dengan air mata
dengan sekeping asa
kau, lelakiku
menanam api di dalam dada!
Tangerang, 8 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar