pecahan
bulan yang tumbuh di bola matamu yang hitam
seperti
rindu yang kukirim tadi malam
begitu
legam mengurai kepedihan demi kepedihan
sepi yang tak diinginkan
juga kepergian yang tak direncanakan
sementara separuh dadaku paham
bahwa yang berdetak di bawah jarum jam
ialah engkau pemilik rona kelam
seperti angka nol, yang jika dikalikan dengan angka
berapa saja
maka tetap namamu yang selalu ada
Tangerang,
11022016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar