sepokok trembesi menyalami matahari
menghalau
kabut di sepanjang pagi
di
ujung trotoar yang sepi
aku terluka ditusuk jarum jam yang mati
aku
ingat saat itu
angin
sibuk memainkan rambutmu
menerobos
daun-daun sayu
huruf
demi huruf gemetar dari bibirmu
"ini
april....
tak
ada lagi hujan yang gigil
hanya
sederet nama di batang trembesi
yang
masih tergores abadi
selebihnya
adalah sunyi yang menari-nari"
kau
tahu, aku ingin meneduhkan terik yang teramat
tempat
segala kepulangan tercatat
hingga
tak ada lagi pertanyaan
tentang
kaki siapa yang lebih dulu meninggalkan
Tangerang,
06042016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar