Selasa, 31 Maret 2015

Alegori Sebuah Rindu


(i)
terkadang langit terbata-bata mengeja rindu
menyisakan degup di jantungku
dan sepasang matamu yang sayu
begitu gugup menahan ngilu

(ii)
kau sisakan hitam serupa kopi pada cangkir semesta
"sebab pekat bukanlah sekat
ia warna yang menyatukan sekaligus mengikat"
uraimu saat itu di akhir senja

(iii)
demikianlah, aku tak hendak menolak
atau pun sekedar mengelak
sebab aku pernah tersesat
dalam rumahmu yang tanpa alamat

(iv)
kini, izinkan aku terlelap di dadamu
menyatukan hitam-putihnya bahasa kalbu
dan sepoci ingatan atas nama rindu
dari doa-doa yang telah lama piatu

Tangerang, 25/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar