Selasa, 31 Maret 2015

Nyanyi Batu



kau batu
pada senja yang sama, kau berdiri dalam angkuh
berderak di tualang waktu
membisu sepenuh gemuruh

aku yang beku, terdiam
membiarkan hujan jatuh di matamu
dan kemarau meranggas di dadaku
karena kita memang tak pernah semusim

sebesar apa pun keinginanku
menjadi muara dari segala sunyimu
kau tetap membatu
hingga lidahku kelu, ditikam pilu

Tangerang, 26/09/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar