Jumat, 29 Juli 2016

Azimut; Segaris Titik Temu



pada jantung yang berdegup kalut
dititipkannya sebaris cemas yang mengakut
awan-awan jingga begitu tabah mengeja muasal
ingin sekali menyebut namamu dengan semisal
bertanya tentang koordinat rindu yang janggal

perjalanan menyusuri kelok rahasia
satu sudut kini terlewat sudah
sudut lain diam-diam menemu entah
stasiun, ruang tunggu, dan kota-kota
almanak menandainya sebagai kenangan yang pernah ada

bulan demi bulan berlalu
kecuali bayangmu yang kian piatu
dadaku penuh gemuruh yang bersekutu
hilang dalam pengembaraan semu
mencari segaris titik temu

Tangerang, 15012016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar